Rabu, 25 Juni 2008

ACARA HR GATHERING BERLANGSUNG MERIAH


Acara yang berlangsung mulai pukul 14.15 di Grand Pacific Convention Hall berlangsung meriah. Hadir pada acara tersebut, para HRD dari seluruh Yogyakarta. Menurut Ketua Panitia HR Gathering ini, jumlah undangan yang hadir mencapai 90 % padahal targetnya hanya 80 % saja. Alexander Mulya sebagai pembicara menyampaikan gagasan dan ide baru yang dapat menjadikan inspirasi bagi para peserta. Dengan moderator Lobo Aryaguna dari RBTV acara menjadi tampak hidup. Tanggapan para pesertapun sangat baik. Mereka menyatakan acara ini sangat bermanfaat. Salah satu Values yang dimilki Laboratorium Klinik CITO adalah Orientasi Berbagi. Hal inilah yang mendorong CITO untuk menggelar acara ini. Dengan Motto baru Cepat - Akurat - Bersahabat, kedepan Acara seperti ini akan digelar kembali dengan harapan semakin meningkatkan rasa persahabatan antar Organisasi, Instansi serta Mitra Kerja CITO.



Berikut diambil dari surat kabar online Kedaulatan Rakyat

24/06/2008 08:12:03 BAGI sebuah perusahaan, brand bukanlah sekadar nama dan logo. Sebab, sebuah brand juga akan mempengaruhi corporate culture atau budaya perusahaan, mengingat brand juga bermakna janji.
"Membentuk corporate culture tidaklah mudah. Dengan brand, kita bisa membentuk corporate culture, dan sebaliknya dengan culture kita juga bisa membentuk brand. Satu lagi, yang menentukan yakni vision perusahaan. Karena itu, antara vision, culture dan brand atau image tidak dapat dipisahkan," tandas Chief Consultant Brand Marketing, Brand Credence Mark Plus & Co Alexander Mulya saat berbicara pada Gathering Innovative Human Resources, Branding Through Corporate Culture di Grand Pacific Convention Hall Yogya, Jumat (20/6) lalu.
Hadir antara lain Direktur Cito dr Dyah Anggraini dan Kepala Cabang Cito Yogyakarta Badru Rochmat SE.
Alexander Mulya menyatakan, ibarat sebuah perahu, maka image merupakan layarnya, sebagai penangkap angin atau pelanggan. Sedang culture merupakan badan perahu, karena itu harus kuat dan bagus. Sementara yang mengendalikan image dan culture adalah vision yang bisa diartikan sebagai nahkoda atau manajemen.
"Sedang logo itu sekadar bendera perahu saja. Jadi, kalau perusahaan mau berubah, harus berubah semuanya, tak sekadar ganti logo. Kalau sekadar ganti logo tanpa ada perubahan corporate culture ya percuma saja," tegas Alexander Mulya. (MN Hasan)-g

Tidak ada komentar: